ABOUT

ABOUT

Monday, April 9, 2012

Tarian Cahaya Yang Menyilaukanku



Aku suka memandang langitmencari sesuatu yang tak ada, yang tak ingin ku lupakanseolah kenangan hanya mimpitak percaya itu nyata...
(
Jakarta,menatap sayap baja dalam bentangan biru).



-------------------------


Perlu berhari-hari untuk membuatku cukup tenang kembali merajut kata dalam dunia kecil yang 'sengaja' kubuat untukmu ini, Perlu waktu berhari-hari untuk menenangkan hatiku meredam jerit rintih kala terpasung usang ceritamu. Bahkan kala tenang itu sudah benar-benar mampu merangkul hatiku, masih saja hati terpenjara atas namamu. 

Entah bagaimana, saat bayangmu tak mampu lagi terjama mata. Saat kita tak lagi berkata. Dan gelap menjadi kian nyata. Butiran cahaya beterbangan menghampiri, merayu hatiku yang layu tanpamu. Tak bisa kupungkiri, hampa membuatku membuka lebar telinga untuk cahaya-cahaya menari itu, perlahan berbalik senandungkan rayu dari bibirku atas puja puji mereka. Masih saja hati diam-diam menulis namamu, membuatku kian berkhianat ucap. Karena nyata-nya, aku tak pernah benar-benar melepasmu. Aku masih bernafas meniduri luka.






Ada satu cahaya. Tanpa sadar pesonanya telah menyilaukan mataku. Karena, semakin lama cahaya itu menyinariku, aku tahu, itu cahaya yang selama ini kucari. Aku menemukan sebagian diriku pada cahaya itu. Mungkin itu cahaya yang dikirimkan Tuhan, atas doaku memohon bintang jatuh pembawa 'kesatria bergitar' impianku. Dan yah...dia benar-benar mencipta lagu untukku, membiarkan benang-benang  melodi itu memanjakanku akan dentingnya. Mungkin benar, itu cahaya yang kucari, kunanti.Tapi, kala namamu mengapung dari alam bawah sadarku, hanya satu hal yang kutahu pasti, 


"cahaya memang menyinari, tapi takkan pernah bisa jadi mentari. Kamu....".




No comments:

Post a Comment