Setiap makhluk memiliki
habitatnya sendiri. Namun, beberapa makhluk dianugerahi keberuntungan lebih.
Ada makhluk berinsang yg pandai menjelajah samudra. Perenang handal dengan kemampuan menakjubkan penakluk mangsa yg cukup diagungi kehebatannya oleh makhluk-makhluk air lainnya.
Suatu ketika sesaat ia menghirup udara melalui rongga-rongga air dipermukaan laut utara, ia melihat seekor penyu menyusuri pasir. "Penyu seperti apa rasanya didaratan? Apakah udara disana lebih segar?", Tanya makhluk berinsang. "Tentu. Udara didaratan jauh lebih segar. Kau bisa menghirup semaumu sambil menikmati pemandangan cantik yg tak akan pernah kau jumpai dibawah sana. Kau harus merasakannya sesekali." "Apakah aku bisa ke sana?" "Aku penjelajah samudra, dan lihatlah! Sekarang aku disini bukan? Kau hanya harus berenang ke tepi pantai dan ombak akan membawamu ke tempatku berada"
Lantas berenanglah sang makhluk berinsang menuju pantai sambil menunggu datangnya ombak.
Dan tepat seperti apa yg dikatakan penyu. Tak perlu waktu lama untuk deburan ombak menyambut kedatangan makhluk berinsang itu. Seketika dalam satu hempasan, ombak mengayunkannya ke hamparan pasir tak jauh dari tempat keberadaan penyu. "Kau benar, penyu! Udara disini jauh lebih segar. Aku bisa menghirup lebih leluasa," ucapnya sambil mngepak-ngepakan sirip.
Ada makhluk berinsang yg pandai menjelajah samudra. Perenang handal dengan kemampuan menakjubkan penakluk mangsa yg cukup diagungi kehebatannya oleh makhluk-makhluk air lainnya.
Suatu ketika sesaat ia menghirup udara melalui rongga-rongga air dipermukaan laut utara, ia melihat seekor penyu menyusuri pasir. "Penyu seperti apa rasanya didaratan? Apakah udara disana lebih segar?", Tanya makhluk berinsang. "Tentu. Udara didaratan jauh lebih segar. Kau bisa menghirup semaumu sambil menikmati pemandangan cantik yg tak akan pernah kau jumpai dibawah sana. Kau harus merasakannya sesekali." "Apakah aku bisa ke sana?" "Aku penjelajah samudra, dan lihatlah! Sekarang aku disini bukan? Kau hanya harus berenang ke tepi pantai dan ombak akan membawamu ke tempatku berada"
Lantas berenanglah sang makhluk berinsang menuju pantai sambil menunggu datangnya ombak.
Dan tepat seperti apa yg dikatakan penyu. Tak perlu waktu lama untuk deburan ombak menyambut kedatangan makhluk berinsang itu. Seketika dalam satu hempasan, ombak mengayunkannya ke hamparan pasir tak jauh dari tempat keberadaan penyu. "Kau benar, penyu! Udara disini jauh lebih segar. Aku bisa menghirup lebih leluasa," ucapnya sambil mngepak-ngepakan sirip.
Namun, makhluk berinsang seolah kehilangan makhota kebanggaannya. Ia yg dulu diagungkan keahliannya menakhlukan laut, seakan tak punya daya bahkan hanya untuk mengepakan siripnya sendiri.
Beberapa pasang mata yang memandang asing lebih memilih mencemooh ketidakberdayaannya itu. "Mengepakan siripmu saja kau tak sanggup, bagaimana kau bisa berpikir kau mampu berjalan di daratan ini. Sadarlah, tempatmu bukan disini," satu persatu makhluk daratan itu mulai menghujaninya cibiran.
Lambat laun tubuh makhluk berinsang itupun mengering karna kekurangan air, sementara dari matanya yang memandang nanar menetes kepiluan, sesaat ia menarik nafas terakhir. ...mungkin satu diantaranya ada yang tidak dianugerahi keberuntungan itu. Aku.
(Adr - 6 April 2017)
No comments:
Post a Comment