ABOUT

ABOUT

Friday, November 16, 2012

From Ashes I Raised



"Sometimes you have to kind of die inside,
in order to rise from your own ashes 
and believe in yourself
and  love yourself
to become a new person."


 

Ada yang berbeda dari udara yang kuhirup pagi ini. Ruh-ruh kehidupan entah dari mana menelusup ke kalbu, membuat hati menjadi begitu damai. Lelahku sepertinya sudah diujung hingga sakitpun tak ingin kurasa.

Beberapa hari belakangan ini aku terlalu sibuk mengikuti irama keterpurukan hati atas acuhmu, termasuk kemarin. Seolah tak cukup hati ini yang tersiksa, tubuh juga dibuat sama sakitnya. Tapi pagi ini, aku merasa…entahlah, kupikir, demam ini pun tak mengapa. Yah..sekalipun masih tak kunjung baik. Namun bisa kupastikan kali ini aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu, sayang? Aku harap Tuhan tak pernah menutup telinga atas tiap doa yang kupanjatkan untukmu.

Darlin’ you said you loved me, so many times. And you want me to be happy. But, Darlin’… you forget one thing. Love won’t give someone so many tears…and it’s all I feel.

Ada kalanya, saat kita terlalu menginginkan sesuatu, terlalu mengejar sesuatu, semesta tak sejalan dengan harap yang kita jaga. Mungkin jika kita sudah sampai pada titik itu, sudah waktunya kita berhenti dan membiarkan Tuhan mengambil alih takdir kita. Entahlah, aku tidak tahu apa yang kurasakan kali ini, meskipun perasaanku padamu masih sama, tak luntur sedikitpun. Kali ini aku hanya merasa, seperti ini pun, tak apa. Aku tak ingin merasakan apapun, mengejar apapun. Aku sudah lelah memaksa atau membuatmu merasa terpaksa. Maka akan kubiarkan seperti ini adanya.

Jika memang Tuhan menginginkan kita jadi satu, Tuhan akan menggerakan hatimu dan cintamu padaku akan mencari jalan untuk kembali, memastikan hatimu untukku seutuhnya.

Maka beginipun, bagiku, tak mengapa.








No comments:

Post a Comment